Padang, Kabarkita.net – Kemunculan titik panas yang mencapai ratusan sejak seminggu terakhir di Sumatera Barat, mendorong Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar akan menetapkan status siaga darurat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).
Status ini menyusul Kabupaten Limapuluh Kota dan Solok yang terlebih dahulu sudah menetapkan status siaga darurat Karhutla.
Kepala BPBD Sumbar, Rudy Rinaldy mengatakandalam rapat lintas organisasi perangkat daerah yang dilakukan pada Senin (21/7/2025), pihaknya melihat banyak kemunculan kebakaran hutan akibat musim kemarau ini. Dalam rapat ini, disimpulkan untuk menetapkan siaga darurat Karhutla.
“Untuk saat ini kita akan tetapkan untuk siaga darurat karhutla, untuk tanggap darurat melihat perkembangan ke depan bagaimana,” ujar Rudi, Senin (21/7/2025) yang dimuat Langgam.id.
Dengan status ini, kolaborasi antar pemerintah daerah dan pusat bisa terbangun dalam mencegah Karhutla meluas lebih jauh. Berbagai potensi seperti alat, sumber daya dan biaya bisa terjalin kerjasama yang maksimal.
Sebab, kata Rudi upaya penanggulangan karhutla di lapangan saat ini dihadapi oleh berbagai keterbatasan, seperti armada, personel dan peralatan. Sementara itu potensi karhutla di Sumbar masih cukup tinggi.
Dari data BPBD Sumbar, tercatat 8 Kabbupaten/kota di Sumatera Barat sudah dilanda Karhutla. Mayoritas terjadi di kabupaten Solok dan Limapuluh Kota. Untuk Kabupaten Solok dilaporkan ada karhutla di 14 kecamatan yang ada. Sedangkan di Kabupaten Limapuluh Kota 10 dari 13 kecamatan juga melaporkan karhutla.
“Data sementara itu total luas karhutla di kabupaten/kota hampir mencapai 300 ha,” ujar Juru Bicara BPBS Sumbar, Ilham Wahab.
Untuk saat ini, petugas BPBS Sumbar sudah siturunkan ke lapangan untuk membantu Karhutla di dua wilayah yang sudah menetapkan status siaga darurat. Namun, personil, alat dan sumber daya manusia yang ada masih tergolong terbatas.
Ilham menambahkan berdasarkan laporan BMKG wilayah Sumbar akan dilanda cuaca kering tanpa hujan hingga akhir Agustus, sehingga potensi karhutla semakin tinggi.
“Karena ancaman ini masih cukup tinggi maka kita akan tetapkan status siaga darurat,” ujarnya.
Sementara itu, Dinas Kehutanan melaporkan intensitas karhutla yang meningkat sejak Juni 2025, seiring dengan mulai masuknya puncak kemarau di Sumbar.
“Hari ini saja ada 25 hotspot Karhutla di kabupaten/kota. Memang ada peningkatan hotspot api sejak Juni sampai sekarang,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sumbar, Ferdinal Asmin, Senin (21/7/2025).
Ia menambahkan, hasil pantauan sejak Januari terpantau 1.700 lebih hotspot di kabupaten/kota yang menyebabkan ada 66 kasus karhutla yang ditangani oleh Dinas Kehutanan.
“Total luas lahan yang terdampak dari 66 kasus ini mencapai 201 ha lebih. Melihat kondisi saat ini tentu ini akan tambah meluas,” katanya. (*)