Bukittinggi, Kabarkita.net – Aksi penggembokan SMA Negeri 5 Bukittinggi oleh warga selama dua hari berturut-turut membuat ratusan siswa baru gagal mengikuti kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Para guru dan siswa juga tidak bisa masuk ke dalam sekolah dan mengikuti kegiatan Proses Belajar dan Mengajar (PBM).
Kondisi ini menarik perhatian Walikota Bukittinggi, Ramlan Nurmathias untuk menggelar konferensi pers.
Laporan yang diterimanya, memang ada ratusan anak dari Bukittinggi yang belum diterima di SMA manapun.
“Saya minta masyarakat dan para ninik mamak untuk menahan diri dan tidak melakukan tindakan yang justru menghambat masa depan anak-anak. Fokus kita sekarang adalah anak-anak yang sudah mendapatkan SMA, bisa belajar dengan normal,” kata Ramlan, Selasa (15/7/2025).
Ramlan menuturkan bahwa seleksi penerimaan siswa SMA tahun ini tidak dilakukan oleh Pemerintah tingkat Kota dan Provinsi. Melainkan diambil alih oleh Kementerian Pendidikan Hal ini membuat pemerintah kota tidak bisa mengubah hasil seleksi secara sepihak.
“Penerimaan siswa baru itu kewenangannya ada di kementerian, bukan di daerah. Sistemnya juga dilakukan secara online, jadi tidak bisa dirubah seenaknya,” katanya.
Dalam system penerimaan Seleksi Siswa Baru tahun 2025/2026 ini, memang pertama kali diambil alih oleh Kementerian Pendidikan. Pendaftaran dilakukan melalui platform digital terpadu untuk pendidikan dasar dan menengah. Sistem inilah yang membuat ratusan anak di Bukittinggi gagal diterima di Sekolah tingkat SMA.
Untuk solusi awal, Ramlan meminta agar para anak yang belum mendapatkan Sekolah mendaftar ke SMA yang masih memiliki daya tampung.
“Masuk saja dulu ke SMA yang masih punya daya tampung. Seperti SMA Negeri 4 Bukittinggi, masih ada kuota. Soal jarak, Pemko Bukittinggi siap memfasilitasi siswa dengan program Transportasi gratis bagi pelajar,” kata Ramlan lagi.
Untuk solusi lanjutan, Ramlan akan duduk bersama dengan tokoh masyarakat, DPRD, Ninik Mamak dan pihak terkait lainnya.