Di Rumah Batik Pekalongan, TBIG Luncurkan 2 Program Pemberdayaan Generasi Muda

Pekalongan, Kabarkita.net – PT Tower Bersama Infrastrukture Tbk (TBIG) meluncurkan dua program pemberdayaan generasi muda di Rumah Batik Pekalongan, Jawa Tengah. Dua program tersebut adalah Young Batik Entrepreneurs Fashion Fellowship yang digelar pada 10 Juli 2025, serta Culinary Micro Business Fellowship pada 12 Juli 2025.

Kedua program ini merupakan bagian dari inisiatif CSR TBIG bertajuk Bangun Budaya Bersama di Rumah Batik Pekalongan dan pengembangan ekonomi kreatif lokal.

Batik Fashion Fellowship memfokuskan pada regenerasi budaya melalui inovasi. Dimana TBIG Bekerja sama dengan Indonesian Fashion Chamber (IFCuntuk meningkatkan kapasitas pembatik muda agar mampu menghasilkan karya batik yang modern dan kompetitif di pasar nasional maupun global.

“Indonesian Fashion Chamber berkomitmen mendukung cita-cita menjadikan Indonesia sebagai pusat fashion dunia melalui ready to wear craft fashion yang memadukan nilai budaya lokal dan inovasi desain modern. Kerjasama dengan TBIG ini sangat penting dalam memperkuat posisi batik di kancah internasional,” ujar Taruna Kusmayadi, Advisor IFC, Sabtu (12/7/2025).

Chief of Business Support Officer TBIG, Lie Si An menambahkan Batik Fashion Fellowship mampu menyiapkan generasi muda agar bisa bersaing sebagai desainer, kolaborator brand, maupun pelaku usaha batik kontemporer.

“Harapannya, karya batik Indonesia dapat berstandar internasional namun tetap berakar kuat pada nilai budaya.”

Berselang dua hari, TBIG meluncurkan Culinary Micro Business Fellowship bersama KADIN Institute Pekalongan dan Koperasi Bangun Bersama. Program ini menyasar generasi muda yang ingin mengembangkan usaha kuliner melalui pelatihan keterampilan, dukungan teknologi, serta pembiayaan tanpa bunga.

“Kolaborasi ini merupakan solusi komprehensif untuk menciptakan wirausaha muda mandiri dan berkelanjutan,” jelas Naila Farha, S.Pd., M.A., Direktur KADIN Institute.

Program terdiri dari pelatihan satu bulan dan pendampingan selama 12 bulan. Di dalamnya, peserta akan dibekali keterampilan produksi, manajemen usaha mikro, hingga sistem teknologi administrasi keuangan (SAKU) yang mempermudah pencatatan dan pengelolaan bisnis.

“Anak muda memiliki potensi daya cipta yang luar biasa. Kami hanya perlu memberikan kesempatan, infrastruktur, dan pengetahuan,” ungkap Lie Si An.

Ia juga menegaskan pentingnya koperasi dalam memperkuat ekonomi akar rumput.

Categories: