Pagi Ini Ratusan Titik Api Terpantau Kepung Sumbar, Terbanyak di Limapuluh Kota

Padang, Kabarkita.net – Musim kemarau yang tengah meliputi wilayah Sumatera Barat dan sekitarnya, telah menimbulkan titik api di sejumlah daerah.  Situs resmi Kementerian Lingkungan Hidup RI, Sipongi mencatat pada pagi ini, Minggu (20/7/2025) ratusan titik api muncul di seluruh wilayah Sumbar, kecuali Kepulauan Mentawai. Kebakaran lahan dan hutan (Karhutla), diduga menjadi penyebab titik api muncul di dalam satelit.

Daerah perbatasan Sumbar – Riau di Kabupaten Limapuluh Kota, terpantau menjadi kemunculan titik api tertinggi. Sumatera Barat perlu waspada bencana kabut asap. Pasalnya, titik api wilayah tetangga seperti Sumatera Utara dan Riau jauh lebih banyak dibandingkan wilayah Sumatera Barat.

Dalam data Sipongi, di Kabupaten Limapuluh Kota tercatat 41 titik api, dengan kode merah 4 titik dan kode kuning 35 titik. Kemudian kode hijau 2 titik. Penyebarannya di wilayah Kecamatan Harau, Pangkalan dan Kapur IX.

Kemudian titik api dengan kode merah juga muncul di Kabupaten Pesisir, yakni di Nagari Tapan dan Silaut. Selain itu di Air Bangih, Kabupaten Pasaman Barat juga muncul titik api dengan jumlah yang cukup banyak.

Situs Sipongi, Kementerian Lingkungan Hidup memakai 3 satelit pendeteksi titik panas atau titik api yang berdasarkan emisi panas yang dipancarkan. Ketiga satelit tersebut adalah NASA Terra dan Aqua (satelit kembar), NASA-SNPP, dan NASA-NOAA20.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kehutanan, Ferdinal sudah memperingatkan ratusan titik api akibat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) sudah mulai terlihat sejak 11 Juli 2025. Sekitar 85 persen dari kebakaran berada di Area Penggunaan Lain (APL) dengan dominasi ilalang.

Selama delapan tahun terakhir, karhutla  di Sumbar cenderung fluktuatif dengan rata-rata luasan terbakar capai 1.500-2.400 hektar. Tahun 2022,  tercatat periode dengan karhutla paling parah luas terbakar mencapai 9.832 hektar.

Setelah itu, angka cenderung turun,  seluas 4.883 hektar (2023), 3.052 hektar (2024). Hingga per 2 Juli 2025 ada 114 hektar terbakar, mulai dari  Agam, Limapuluh Kota, Solok, hingga Sawahlunto. (*)

Categories: