Padang, Kabarkita.net — Upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) melalui Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Sumatera Barat mulai menunjukkan hasil. Pada hari pertama pelaksanaan OMC pada Jumat (25/7/2025), sejumlah wilayah terdampak Karhutla di Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten Solok akhirnya diguyur hujan.
OMC yang dilaksanakan oleh BMKG dan BNPB ini menyemai sekitar tiga ton garam dapur (NaCl) ke langit Sumbar menggunakan pesawat Cessna Grand Caravan 208B PK-NGT. Pesawat lepas landas dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM) dan melakukan tiga penerbangan.
“Penerbangan pertama dilakukan pukul 11.05 WIB di wilayah tenggara Kabupaten Solok dan menghasilkan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang,” ujar Kepala BMKG Stasiun BIM, Desindra Deddy Kurniawan.
Penerbangan kedua menyasar wilayah utara Limapuluh Kota pada pukul 14.20 WIB, yang juga memicu hujan ringan hingga sedang. Penerbangan ketiga dilakukan pada pukul 17.15 WIB di wilayah gabungan Kabupaten Solok dan Limapuluh Kota.
Menurut laporan BPBD setempat, hujan pertama turun di Kabupaten Solok pada pukul 15.16 WIB selama sekitar 15 menit. Meski intensitasnya tidak lebat, hujan ini merupakan yang pertama setelah tiga bulan kekeringan. Awan gelap dan kilat masih terlihat di bagian utara wilayah tersebut.
Sementara itu, Kabupaten Limapuluh Kota menerima guyuran hujan pada pukul 17.00 WIB selama sekitar 30 menit. Di Kecamatan Harau dan sejumlah nagari seperti Bukik Balang, Bukik Limbuku, Koto Tuo, Lubuk Batingkok, dan Sarilamak, hujan bahkan turun cukup deras. Di nagari lain seperti Tarantang dan Gurun, hujan masih berupa gerimis.
Selain Harau, hujan juga dilaporkan turun di Kecamatan Luak dan Kecamatan Lareh Sago Halaban.
Kepala Pelaksana BPBD Sumbar, Rudy Rinaldy, menyatakan bahwa OMC menjadi strategi efektif dalam merespons kondisi darurat Karhutla, terutama karena medan kebakaran yang sulit dijangkau secara langsung.
“OMC ini kita harapkan mampu mempercepat hujan turun tanpa menimbulkan bencana baru seperti banjir atau longsor,” ujarnya.
OMC dijadwalkan berlangsung hingga 29 Juli 2025. Namun, pelaksanaan bisa dihentikan lebih cepat jika kebakaran berhasil dikendalikan, atau diperpanjang apabila situasi memburuk.
Rudy juga mengimbau masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar. “Mari kita jaga bersama lingkungan kita, karena dampak kebakaran ini sangat luas,” pungkasnya. (*)