Indonesia secara resmi bergabung dengan BRICS, blok ekonomi berkembang beranggotakan Brazil, Rusia, India, Cina, Afrika Selatan dan negara lainnya yang dipandang sebagai blok penyeimbang kekuatan Barat.
Brasil, selaku ketua BRICS di tahun 2025 ini, mengumumkan pada hari Senin lalu bahwa Indonesia akan bergabung sebagai anggota penuh. Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri menyatakan bahwa pihaknya “menyambut” pengumuman tersebut.
Kementerian Luar Negeri di Jakarta dalam pernyataan tertulis menyebutkan bahwa keanggotaan BRICS merupakan “langkah strategis untuk meningkatkan kolaborasi dan kerja sama dengan negara-negara berkembang lainnya, berdasarkan prinsip kesetaraan, saling menghormati, dan pembangunan berkelanjutan.”
Kemenlu juga menyampaikan “terima kasih kepada Rusia,” ketua BRICS 2024, “atas dukungan dan kepemimpinannya dalam memfasilitasi keanggotaan Indonesia.”
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Brasil menyatakan bahwa BRICS dan Indonesia memiliki keinginan yang sama untuk mereformasi institusi tata kelola global dan berkontribusi secara positif pada kerja sama di kawasan Global South.
BRICS juga menyebutkan bahwa upaya Indonesia untuk bergabung telah mendapat persetujuan sejak pertemuan BRICS pada tahun 2023 di Johannesburg.
BRICS
Akronim BRICS, pada awalnya berasal dari seorang bankir Goldman Sachs. Brazil, Rusia, India, Cina kemudian secara resmi membentuk BRIC pada tahun 2009. Afrika Selatan menyusul bergabung setahun kemudian hingga terbentuklah BRICS.
Lebih lanjut BRICS kemudian kembali memperluas keanggotaannya pada tahun lalu, ketika blok ini menyatakan bahwa Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab telah resmi menjadi anggota penuh.
Blok ini semakin dipandang sebagai penyeimbang kekuatan Barat, dengan “dedolarisasi” perdagangan internasional menjadi salah satu tujuan utamanya. Banyak anggota menuduh Washington menggunakan dolar AS sebagai alat politik, dan BRICS telah mengusulkan mata uang bersama.
Tanggapan Amerika Serikat
Presiden terpilih AS, Donald Trump, mengancam akan memberlakukan tarif 100 persen pada negara-negara BRICS. Pemberlakuan ini akan dilakukan AS jika BRICS menggantikan dolar sebagai mata uang dalam perdagangan internasional.
Brazil di sisi lain menyatakan bahwa pihaknya berupaya mendorong inisiatif tersebut selama masa kepemimpinannya di BRICS. Pemerintahan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva mengatakan bahwa tujuannya adalah “pengembangan alat pembayaran” untuk memfasilitasi perdagangan antarnegara anggota.
Indonesia dalam pernyataannya menyebutkan: “Pencapaian ini menunjukkan peran Indonesia yang semakin aktif dalam isu-isu global. Hal ini juga menunjukkan komitmen Indonesia untuk memperkuat kerja sama multilateral guna menciptakan struktur global yang lebih inklusif dan adil.”