Peoples Temple Agricultural Project atau yang lebih dikenal dengan Jonestown merupakan salah pemukiman terpencil di utara Guyana, Amerika Selatan. Peoples Temple atau Kuil Rakyat tiba-tiba mendunia pada 18 November 1978 setelah terjadinya tragedi kelam “bunuh diri massal” pengikut sekte atau aliran sesat terparah dalam sejarah.
Tragedi ini menelan hingga 918 korban jiwa (referensi lain menyebutkan jumlah korban jiwa sebanyak 909 orang, ada juga yang menyebutkan sejumlah 212 korban jiwa). Bahkan 200 korban diantaranya merupakan bayi dan anak-anak.
Permulaan: 1931-1970
Pendiri sekte ini merupakan salah seorang pengkhotbah Kharismatik berkulit putih yang bernama Jim Jones. Jim Jones berasal dari kota kecil di Negara Bagian Indiana, Amerika Serikat, yang bernama Crete. Jim lahir pada 13 Mei 1931, dan semenjak kecil sudah dikenal sebagai anak yang aneh dan tidak punya teman. Kemudian Jim fokus dengan studinya yang pada akhirnya lulus dengan kehormatan pada tahun 1948.

Selama menempuh masa pendidikan, Jim antusias dan tertarik untuk mempelajari Marxisme yang dipopulerkan oleh Karl Marx, serta paham komunis Adolf Hitler. Karena ketertarikannya tersebut, alhasil Jim Jones memiliki pola pikir yang cenderung radikal di usia yang masih relatif muda.
Di era itu, perkembangan ekonomi Amerika sedang berkembang dengan pesat pasca perang. Dan Jim Jones melihat masyarakat Amerika kala itu cenderung konsumtif dan suka menghambur-hamburkan uang. Hal tersebut tentunya bertentangan dengan Jim yang dari kecil hidupnya biasa-biasa saja, bahkan kedua orang tua Jim harus berpindah-pindah dari satu ke kota lain untuk bertahan hidup.
Melihat kondisi tersebut, Jim Jones yang terobsesi dengan paham komunisme tentunya tidak sepakat dengan sistem Negara Amerika yang liberal. Jim berpendapat jika Amerika dipimpin oleh masyarakat komunis.
Pada tahun 1951 Jim Jones akhirnya bergabung ke Partai Komunis Indiana, tujuannya agar dia bisa memperkenalkan serta mengajarkan paham komunis secara lebih masif. Akan tetapi disaat yang sama, sentimen “Anti Komunisme” di Amerika sedang dalam masa puncaknya.

Bahkan salah satu rekaman audio yang direkam pada 1952, dalam pidato yang disampaikan oleh politisi anti komunisme Amerika, Joseph McCarthy, pada 1952 Republican Convention menyebutkan bahwa “one communist on the faculty of one university is one communist too many! And even if there only one communist in the state department that would still be one communist too many.”

Inti dari pidato yang disampaikan oleh McCharty adalah satu orang komunis itu sudah terlalu banyak. McCharty juga menyampaikan bahwa reputasi seseorang akan dihancurkan jika terindikasi sebagai seorang komunis. Paham anti komunisme ini kemudian sebagai McCharthysm.
Setelah beberapa kali menjadi korban dari paham McChartysm, Jim Jones mulai merasa frustasi dengan rencana pemerintah Amerika yang ingin menghancurkan komunisme disana. Akhirnya Jim Jones mempunya rencananya sendiri.
Meskipun Jim secara terbuka menyampaikan bahwa dirinya merupakan seorang komunis, Jim tetap terpilih menjadi seorang pendata disebuah Gereja Metodis. Dengan kemampuan public speaking yang kharismatik, akhirnya Jim Jones mulai mendapatkan pengikut.
Tak selang berapa lama, akhirnya Jim meninggalkan Gereja Metodis, karena akhrinya terungkap bahwa mereka menolak adanya Jemaat campuran ras. Ras campuran atau percampuran ras yang dimaksud adalah ras kulit kuning seperti orang-orang Latin, atau ras kulit hitam Afrika-Amerika, atau sederhananya adalah orang-orang yang kedua orangtuanya tidak berasal dari ras yang sama. Pada masa ini orang-orang Amerika cenderung rasis, dan tindakan rasisme terjadi dimana-mana.

Setelah keluar dari Gereja Metodis, pada tahun 1956, Jim Jones membeli sebuah bangunan yang kemudian difungsikan sebagi gereja. Di gereja inilah semuanya berawal, Jim Jones membalut tujuan awalnya dengan balutan agama.
Dengan gaya berkhutbahnya yang kharismatik, Jim mulai mengumpulkan pengikut dengan berbagai cara. Selain itu Jim juga menerima jemaat dari semua ras. Dan pada tahun 1970-an, Jim sudah memiliki sekitar 3.000 pengikut.
Setelah pengukutnya mulai banyak, Jim Jones akhirnya melakukan ekspansi dari Indiana ke San Fransisco. Jim juga membuka kuil di Los Angeles. Karena selama bertahun-tahun dikenal sebagai orang yang baik, akhirnya Jim memperoleh dukungan dari politisi, mulai dari Guberner bahkan Wakil Presiden pada saat itu. Di momen inilah Peoples Temple atau Kuil Rakyat Jim yang diramu oleh Jim Jones mulai dikenal oleh masyarakat luas.
Munculnya Gejala Pemasalahan
Seiring berjalannya waktu, masyarakat akhirnya mulai kritis dengan pergerakan yang dilakukan oleh Jim Jones. Apalagi dalam waktu yang cukup singkat Jim berhasil mengumpulkan banyak pengikut dan melakukan ekspansi dengan membuka beberapa gerejadi sekitar California.
Pada saat itu mulai banyak surat kabar yang mengkritisi pergerakan Jim Jones dan Peoples Temple. Banyak rumor yang beredar, bahwa Jim memiliki gaya kepemimpinan yang strict, dan juga dicurigai hubungan antara Jim dengan beberapa anggota Kuil Rakyat.

Keadaan semakin diperparah setelah mantan anggota Kuil Rakyat mengungkapkan bahwa Jim Jones memaksa pengikutnya untuk menjual rumah serta barang-barang yang mereka punya, dan hasil penjualan tersebut digunakan untuk kepentingan Kuil Rakyat. Oleh karena itu, kelompok ini lebih terlihat seperti sekte dibanding gereja.
Karena pengaruhnya mulai berkurang di Amerika, Jim Jones mulai mencari cara agar bisa menghindar dari pemberitaan media. Akhirnya Jim memutuskan untuk membangun kembali Gereja di negara lain, tujuannya agar tetap bisa menyebarkan paham sosialisme dan komunisme tanpa adanya pemberitaan dari media.
Setelah melakukan berbagai survei dan pertimbangan, akhirnya Jim memutuskan untuk pindah ke Guyana (berjarak sekitar 800 km dari perbatasan terluar Amerika). Karena Jim memiliki banyak pengikut yang loyal, akhirnya mereka mengikuti Jim untuk pindah.

Pada saat itu, Guyana merupakan negara yang cukup sosialis, jadi menurut Jim Jones merupakan tempat yang cocok untuk menetap. Ditambah pemerintah Guyana saat itu menerima dengan baik Jim Jones beserta pengikutnya. Hal ini dikarenakan di perbatasan antar Guyana dan Venezuela cukup sering terjadi konflik. Karena adanya risiko serangan tersebut pemerintah Guyana berpikir jika dengan adanya orang Amerika yang mnempati area perbatasan tersebut akan bisa meredam dan menurunkan serangan.
Jonestown 1973-1977
Setelah pindah, Jim Jones merubah nama kelompoknya menjadi “Peoples Temple Agricurtural Project” atau yang secara informal dikenal sebagai Jonestown. Jim menggambarkan Jonestown sebagai “utopis” atau “surga sosialis” yang jauh dari tekanan media Amerika.

Jim Jones menyita visa para pengikutnya dan melarang pengikutnya unutk kembali lagi ke Amerika. Karena visa mereka disita, akhirnya para pengikutnya sepenuhnya bergantung sepenuhnya dengan Jim, termasuk pemberitaan dari luar Jonestown. Dengan demikian, Jim Jones menjadi satu-satunya sumber pengetahuan dan sumber kehidupan, karena mereka sepenuhnya terisolasi.
Di Jonestown inilah Jim Jones mulai mengajarkan paham sosialis. Jim memaksa para pengikutnya untuk menonton dokumenter propaganda Uni Soviet, dan terus memberikan doktrin-doktrin sosialisme. Bahkan, pengakuan dari mantan pengkutnya yang bernama Deborah Laynton Blakey, dalam setiap pertemuan Jim Jones melakukan doktrinisasi selama berjam-jam, dan bilang kalau dirinya adalah reinkarnasi dari Lenin, Yesus Kristus, atau tokoh agama maupun tokoh politik lainnya.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup di Jonestown, Jim Jones memerintahkan pengikutnya untuk bertani dan berkebun. Oleh karena itu kelompok ini menyebut dirinya Peoples Temple Agricultural Project. Para pengikut Jim Jones harus bekerja enam hari selama seminggu, dan mereka bekerja 12 jam per hari, dan hanya diberi waktu istirahat untuk makan siang selama satu jam.
Para pengikut Jim Jones tinggal bersama di rumah-rumah kayu. Dan selama mereka bekerja di perkebunan, anak-anak mereka dititipkan ke penitipan anak yang disediakan oleh Jim Jones. Mereka bertemu dengan anak-anak hanya pada saat malam hari dengan waktu yang relatif singkat.

Lalu mengapa para pengikut Kuil Rakyat ini tidak mencoba kabur dari Jonestown? Area Jonestown dikelilingi oleh para penjaga yang bersenjata, dan mereka terus berpatroli. Untuk para anggota Kuil Rakyat yang mencoba untuk melarikan diri, mereka akan ditangkap dan kemudian disuntikkan obat-obatan. Di Jonestown juga sudah disediakan ribuan dosis depresan, dan cukup untuk menyuntikkan seluruh orang yang ada di Jonestown ratusan kali.
Ketika malam, mereka dikumpukan oleh Jim Jones untuk mengikuti kegiatan yang bernama White Night Rehearsals. Di malam ini, Jim memberikan mereka minuman yang bernama kool aid dan juga punch. Kedua minuman ini sejenis minuman yang mengandung buah.
Setelah seluruh pengikutnya minum, Jim Jones memberitahu ke seluruh pengikutnya bahwa sebenarnya yang mereka minum adalah racun, dan mereka akan meninggal dalam waktu 45 menit. Setelah semua orang panik dan frustasi, Jim Jones kemudian menenagkan dan menyatakan bahwa yang mereka minum bukan racun, hanya minuman biasa.
Di titik ini, Jim Jones sudah mulai mengetahui bahwa sebenarnya ada beberapa orang yang ingin pergi dari Jonestown. Untuk mencegah para pengikutnya melarikan diri, Jim memerintahkan para pengikutnya untuk saling memberitahu siapa saja yang ingin melarikan diri dari Jonestown. Jim Jones menyatakan bahwa ini merupakan salah satu bukti loyalitas mereka.
Mendung Sebelum Badai – 1978
Sementara itu, di Amerika sudah mulai tercium kegiatan ilegal yang terjadi di Jonestown. Memang Jonestown sendri tidak berada di wilayah Amerika, akan tetapi para pengikut Jim Jones merupakan warga negara Amerika.
Orang-orang yang saudaranya merupakan pengikut Jim Jones bersama para mantan pengikut Jim Jones sebelum pindah ke Guyana kemudian berkumpul dan merancang bagaimana agar aktivitas ilegal yang mereka curigaidi Jonestown bisa terungkap. Kelompok ini dikenal dengan nama Concerned Relatives.

Concerned Relatives mulai pergerakannya dengan mengkampanyekan terkait isu yang terjadi di Jonestown. Mereka juga mengirimkan surat untuk Menteri Luar Negeri Amerika. Mereka juga datang ke Washington DC untuk memancing agar pemerintah melakukan penyeledikan.
Pada tahun 1978, kelompok ini juga mengirimkan dokumen yang menceritakan bagaiamana kegiatan-kegiatan ilegal yang terjadi di Jonestown kepada media serta anggota kongres. Dokumen ini berjudul “Tuduhan Pelanggaran HAM oleh James Warren Jones.”

Pergerakan Concerned Relatives mulai menunjukkan hasil. Leo Ryan, salah satu anggota U.S Representative, mengumumkan bahwa dirinya akan datang ke Jonestown dan menyelidiki praktik yang terjadi di Jonestown.

Pada 14 November 1978, Leo Ryan bersama 20 orang rombongan termasuk wartawan, fotografer, dan juga kerabat pengikut Jim Jones akhirnya terbang ke Georgetown, Ibu Kota Guyana. Karena untuk menuju Jonestown dari Georgetown memerlukan penerbangan dengan pesawat kecil, karena keterbatasan jumlah kursi, akhirnya Leo Ryan hanya berangkat bersama beberapa orang. Awalnya Jim Jones hanya mengizinkan Leo bersama 3 orang lainnya untuk masuk ke Jonestown, dan anggota rombongan lainnya akan disambut setelah matahari terbenam.
Setelah Leo Ryan bersama rombongan sampai, mereka disambut dengan makan malam dan acara hiburan. Jim Jones yang sebelumnya menghindari media bahkan bersedia untuk diwawancarai oleh wartawan berita. Jim Jones selalu mencoba meyakinkan Leo Ryan bahwa tidak ada yang salah disana.
Di hari yang sama, pada pukul 14:15, dua orang pengikut Jim Jones yang bernama Vernon Gosney dan Monica Bagby berhasil memberikan catatan kecil secara sembunyi-sembunyi ke salah seorang reporter NBC yang bernama Don Harris. Catatan tersebut berisi tulisan ‘help us get out of Jonestown’. Don Harris kemudian menyampaikan catatan tersebut ke Leo Ryan.

Keesokan harinya, Don Harris mengkonfirmasi catatan tersebut ke Jim Jones sambil merekam video. Akan tetapi, Jim Jones justru menuduh orang yang memberi catatan tersebut adalah pembohong, dan meminta Leo Ryan dan rombongan untuk pergi meninggalkan mereka. Dan Jim Jones juga menyatakan bahwa siapapun yang ingin meninggalkan Jonestown dipersilahkan dan tidak ada larangan untuk pergi.
Di hari berikutnya, jumlah orang yang ingin pergi dari Jonestown semakin bertambah. Sementara itu, pesawat yang bisa mendarat di bandar udara terdekat hanya pesawat kecil dengan kapasitas 19 penumpang. Kemudian kedutaan Amerika mempersiapkan pesawat jemputan kedua yang berkapasitas 6 penumpang dan dijadwalkan datang pada pukul 16:30 waktu setempat. Karena jarak dari Jonestwon dengan bandara terdekat cukup jauh, akhirnya mereka dimobilisasi dengan menggunakan truk.

Para anggota kuil cukup terkejut ketika melihat Larry Layton, salah satu pengikut Jim Jones yang setia, bergabung bersama mereka dan ingin pergi dari Jonestown. Meskipun para anggota kuil menaruh kecurigaan, Leo Ryan tetap membiarkan Larry Layton bergabung bersama mereka.
Disaat truk akan berangkat, secara tiba-tiba Leo Ryan diserang oleh salah satu anggota kuil dengan menggunakan pisau. Untungnya, sebelum serangan berhasil dilakukan, anggota kuil tersebut berhasil diamankan. Kejadian tersebut menjadi suatu pertanda agar mereka segera bergegas meninggalkan Jonestown.
Setelah rombongan sampai di Port Kaituma Arstrip, tempat dimana seharusnya pesawat menunggu mereka, ternyata pesawat tersebut belum datang. Leo Ryan beserta rombongan harus menunggu sekitar 30 menit. Setelah pesawat mendarat, mereka segera naik ke pesawat.

Sebelum lepas landas, di pesawat dengan kapasitas 6 orang penumpang terjadi keributan. Larry Layton, pengikut setia Jim Jones, tiba-tiba mengularkan pistol dan menembak secara acak didalam pesawat. Akibatnya beberapa penumpang terluka, dan akhirnya Larry Layton bisa dibekuk.

Disaat yang sama, di pesawat yang memiliki lebih banyak penumpang, tiba-tiba dihadang oleh traktor dengan trailer yang menghadang pesawat untuk lepas landas. Setelah itu, dari traktor tersebut turn 9 orang anggota kuil utusan Jim Jones. Mereka kemudian menembak secara membabi buta kearah pesawat. Dalam penembakan tersebut, beberapa orang menjadi korban dan meninggal dunia, termasuk Leo Ryan, Don Harris, fotografer, serte beberapa orang anggota kuil yang ingin pergi.

Setelah penembakan berhenti, dan para penembak pergi meninggalkan pesawat, pilot bersama co pilot pesawat kecil yang selama akhirnya terbang ke pusat kota Guyana, Georgetown.
Tragedi Jonestown, Bunuh Diri atau Pembunuhan Massal?
Karena Jonestown merupakan daerah terpencil dan terisolasi dari dunia luar, para pengikut Jim Jones tidak mengetahui bahwa telah terjadi penembakan di landasan pesawat terbang. Sehingga mereka diberitahukan bahwa semuanya baik-baik saja dan harus tetap berada di kediamannya masing-masing.
Disaat seluruh pengikutnya berada di kediaman masing-masing, Jim Jones beserta asistennya mempersiapkan wadah besar yang berisi menuman anggur. Minuman tersebut telah diracik oleh Jim Jones dan asistennya dengan memasukkan berbagai bahan kimia, ada valium, clhorohydrate, phenergan, dan juga sianida. Intinya, apabila minuman tersebut dikonumsi, akan mampu meracuni dan membunuh orang dewasa dalam waktu kurang dari 30 menit.

Setelah racikan minuman tersebut selesai, Jim Jones mengumpulkan seluruh pengikutnya di paviliun tempat mereka biasa berkumpul dan berkegiatan. Setelah berkumpul, Jim Jones memerintahkan mereka untuk minum racikan yang telah Jim siapkan. Jim Jones menyampaikan bahwa minuman tersebut adalah aromaterapi. Jim juga menyampaikan bahwa dengan menkonsumsi minuman yang telah ia racik, mereka akan melakukan dengan apa yang disebut ‘Revolutionary Suicide.’
Disaat yang bersamaan, Jim Jones mulai merekam video dengan durasi 44 menit, rekaman tersebut dikenal sebagai ‘The Death Tape.’ Di rekaman tersebut, Jim Jones menyampaikan bahwa yang mereka lakukan bukan bunuh diri, tetapi sebagai tindakan revolusioner. Dan para pengikutnya juga menyatakan bahwa mereka siap, dan apabila Jim Jones meminta hidup mereka, mereka juga akan berikan.
Di malam itu, ada yang secara sukarela menkonsumsi minuman racikan Jim Jones, ada yang dipaksa oleh penjaga bersenjata, dan ada juga yang beranggapan bahwa yang mereka lakukan sama dengan ‘White Night Rehaersal’ yang pernah mereka lakukan. Dan untu untuk bayi dan anak-anak, cairan tersebut dimasukkan melalui suntik.
Setelah seluru pengikutnya termasuk para penjaga menkonsumsi racikan tersebut, Jim Jones paling terakhir mengakhiri hidupnya dengan menmbak kepalanya sendiri.
Korban yang tercatat meninggal sangat banyak, di beberapa sumber ada yang menyatakan jumlah korbannya 918 jiwa, sumber lain ada juga yang menyatakan 909 dan 912 korban jiwa.

Sebenarnya dalam kejadian tersebut ada beberapa orang yang selamat. Ada pengikut Jim Jones yang berhasil kabur dengan meyakinkan penjaga kalau dirinya ingin mengucapkan selamat tinggal ke teman dekatnya sebelum meninggal. Ada yang selamat dengan bersembunyi di kolong tempat tidur. Dan ada juga yang mengalami kesulitan mendengar sehingga tidak mendengar pengumuman untuk berkumpul di paviliun, setelah sadar bahwa malam itu sedang terjadi bunuh diri masal, orang tersebut berpura-pura meninggal sampai keadaan aman.
Tragedi Jonestown ini merupakan fenomena bunuh diri massal terparah dan terbanyak dalam sejarah. Banyak orang juga yang berpendapat kalau tragedi ini bukan merupakan bunuh diri, tetapi pembunuhan atau genosida massal. Apapun itu sebutannya, semoga tragedi Jonestown yang terjadi pada tahun 1978 ini merupakan tragedi bunuh diri atau genosida massal terakhir dalam sejarah.